Breaking News
Join This Site
Misteri Dibalik Desa Bengkala , Desa Orang Bisu

Misteri Dibalik Desa Bengkala , Desa Orang Bisu

Baca Juga



perbatasan desa bengkala ,buleleng-Bali @balinatha.com
      Desa Bengkala berlokasi di Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Bali adalah sebuah desa yang tergolong unik dan penuh dengan cerita-cerita mitos.

Empat Puluh orang dari 2000 lebih penduduk desa ini menderita bisu tuli ,hal ini menarik perhatian beberapa peneliti dari luar maupun dalam negeri untuk melakukan penelitian di desa yang juga sering disebut desa orang kolok tersebut.

lantas apa yang terjadi sehingga desa bangkala ini memiliki presentase penduduk bisu tuli?

photo penari rejang desa bengkala @balinatha.com

Menurut kepala dusun desa bengkala, keberadaan warganya yang mengidap bisu dan tuli sudah sejak dahulu kala. Kemudian, penyakit yang oleh warga Bali disebut 'kolok' itu terjadi secara turun temurun.
Menurut dia, ada banyak versi dari tetua desa mengenai awal mula penyakit tersebut. Namun, untuk kebenarannya kini tengah dilakukan penelitian. 

"Tentu ini karena faktor genetik. Tapi bagaimana mula penyakit ini berkembang dan turun temurun saat ini sedang dalam penelitian. Masih dalam tahap pengumpulan data agar kita mendapat referensi dari sumber yang benar," ungkap Ketut Wenten.

Secara analisa dan dunia kedokteran,desa bangkala sebenarnya memiliki belasan orang yang memiliki kromosom dan dna carrier pembawa ,artinya orang yang memiliki dna pembawa kemungkinan akan melahirkan anak yang memiliki keturunan yang tuli atau bisu.Semakin lama jumlah orang bisu semakin bertambah jadi ,prsentase jumlah orang bisu kawin dengan bisu semakin meningkat,ini menyebabkan meningkatnya kemungkinan lahirnya anak yang bisu .
TAPI tidak selalu orang bisu dengan bisu melahirkan anak yang bisu,ada juga penduduk yang normal dengan normal malah melahirkan anak yang bisu.Hal iniliah yang membuat bingung para ilmuwan.

Asal mula orang bisu di desa ini tidak terlepas dari cerita-cerita mitos di kalangan masyarakat.Desa ini memiliki beberapa mitos yang berkaitan dengan orang bisu tuli di desa .

Kutukan Desa Bengkala

 Konon ada sekelompok masyarakat yang berselisih paham terkait penyembahan terhadap Dewa tertentu.
tari tarian beserta drama yang dipentaskan warga disabilitas @balinatha.com



    Dalam kelompok itu ada dua kubu, yang satu ingin menyembah dan yang satunya lagi tidak ingin menyembah. Akhirnya yang tidak menyembah itu keluar dari kelompok.
Kubu yang memutuskan untuk berpisah tersebut membawa emas yang banyak. Ketika dipanggil oleh kelompok yang satunya mereka tidak menyahut bahkan tidak berpaling.
Karena marah dikutuklah kelompok yang pergi dengan membawa emas itu, supaya keturunan mereka tidak dapat mendengar dan berbicara. Dan mereka menetap di Desa Bengkala.

Kutukan Hantu Kolok dan Anak Raja

Mitos lainnya adalah desa mereka telah didatangi Hantu Kolok. Dan hantu itulah yang menyebabkan sebagian penduduk dan keturunannya menjadi cacat. Menurut cerita, kekuatan roh jahat lah yang menguasai desa sejak lama tepatnya zaman kerajaan.

 Ada yang percaya akan cerita seorang anak raja yang malas menjawab pertanyaan orang lain.  Sehingga membuat orang lain mengutuknya.

Anak raja dari Desa Bengkala pergi tanpa pamit. Ketika disuruh pulang ternyata anak raja itu enggan menjawab sehingga petugas yang diutus langsung mengutuk anak itu. Anak raja dan keturunannya menjadi bisu dan tuli.
Yang lebih mengerikan lagi, penduduk yang telah meninggal diyakini selalu menjadi Hantu Kolok. Warga setempat mengaku pernah melihat Hantu Kolok . Hantu Kolok, merupakan arwah masyarakat yang meninggal dan gentayangan. Selama masih ada Hantu Kolok berarti kutukan itu belum berakhir. 


Keadaan Desa Bengkala Saat ini


    Dibalik cerita dan mitos yang tersebar di desa tersebut sebenarnya warga desa bangkala termasuk desa yang memiliki penduduk yang ramah dan tersenyum jika bertemu dengan orang asing.
Dalam komunikasi sehari-hari, Orang Kolok menggunakan bahasa isyarat, dan menurut keterangan Kepala Desa Bengkala, seluruh warga Bengkala menguasai bahasa isyarat, terlepas apakah mereka bisu tuli atau tidak, uniknya, mereka yang bukan Orang Kolok, meskipun fasih berbicara, lebih suka menggunakan bahasa isyarat.
Berbeda dengan bahasa isyarat standar internasional dalam komunikasi bagi penderita tuna rungu dan tuna wicara, bahasa isyarat Orang Kolok jauh lebih sederhana dan dapat dipelajari dalam waktu yang relatif singkat.
Sebagai contoh, bahasa isyarat Orang Kolok untuk makan adalah mengarahkan jemari tangan ke arah perut dan memegang perut jika lapar, selain itu, menggerakkan ujung telunjuk sebagai arti laki-laki dan menautkan ujung telunjuk dengan ujung jari tengah membentuk lingkaran untuk perempuan, atau, mengaitkan telunjuk kanan dengan telunjuk kiri sebagai simbol perkimpoian (atau persetubuhan).

Selain itu jika dibandingkan dengan desa-desa lainnya ,desa ini termasuk desa yang tingkat penguasaan IT yang cukup baik,ini karena pendidika didesa ini tidak memandang orang yang bisu tuli atau tidak .

Yang sangat tertanam di pemikiran warga desa Bengkala adalah orang kolok cendrung lebih ramah dan rajin dibanding yang normal.
Sebagai contoh: Satpam atau penjaga kolok biasanya lebih tepat waktu dan murah senyum,mereka juga terkenal loyal.

Ada satu hal yang mungkin bisa dipetik dari para penderita kolok ini, bukan dari keunikan desanya, namun kita bisa belajar dari kreativitas dan semangat yang terlahir dari orang-orang yang mengalami disabilitas.

baca juga: 




Silahkan Berkomentar dengan Sopan !

Emoticon