![]() |
Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna |
HINDUALUKTA-- President The Hindu Center Of Indonesia Dr. Shri I Gusti
Ngurah Arya Wedakarna MWS III kembali mengulas sejumlah kasus yang
menimpah Hindu Indonesia dalam Tahun 2015.
Dalam sambutanya di Istana Mancawarna saat penganugerahan penghargaan
Hindu Muda Award Ke-XIII, Wedakarna menjelaskan secara rinci mengenai
sejumlah kasus yang pernah terjadi selama tahun 2015. Mulai dari kasus
lowongan tenaga kerja non-Hindu di Bali, kasus ide Desa Syariah dan
Wisata Syariah yang menjadi kontroversi di Bali yang digagas oleh oknum
pimpinan Masyarakat Ekonomi Syariah ( MES ) Bali, kasus protes sejumlah
ulama di Purwakarta terkait aksi Purwakarta Bukan Kota Hindu, dan
pembunuhan warga Hindu Bali di Sulteng oleh teroris fundamentalis agama.
![]() |
Wedakarna Bersama Peraih Hindu Muda Award 2015 Di Ruang Pancasila Istana Mancawarna |
Selain itu, juga terjadi kasus penolakan krematorium Hindu di Buleleng
dan kasus petisi keberatan umat Hindu terhadap loud speaker di Masjid
Al-Fattah Taman Griya Jimbaran Badung. Dan kasus domestik di Bali telah
diselesaikan dengan arif dan bijaksana oleh DPD RI Komite III.
Baca Juga
"Secara umum, tahun 2015 adalah tahun yang memprihatinkan. Dalam sejarah
Bali, baru kali ini keberadaan desa adat, eksistensi lembaga Hindu dan
orang Hindu di Bali menghadapi tantangan nyata dari kaum krama tamiu
(non-Hindu) di Bali. Ini menjadi sebuah warning bagi kehidupan toleransi
di Bali. Ini menjadi catatan kritis untuk krama Bali bahwa sudah
sepatutnya tamiu di atur dan peran desa adat harus diitensifkan.
Dengan adanya kasus tersebut, Wedakarna menegaskan akan melakukan
pencegahan di tahun 2016 ini, Pasalnya Bali selalu menjadi target ISIS
karena Bali merupakan salah satu penghalang berdirinya negara agama di
Indonesia.
"Teror ISIS menghantui Bali sebagai pusat Hindu di Indonesia dan tahun
2016 adalah tahun pencegahan. Ini penting menjadikan Bali sebagai basis
Pancasila, karena Bali adalah penghalang utama dari berdirinya negara
agama di Indoensia. Mari kita dukung gerakan memberantas ISIS yang
menjelma menjadi gerakan proxy war yang sudah hadir didesa-desa adat di
Bali," kata Wedakarna.
Selain itu, Wedakarna juga berharap agar para generasi mudah Hindu juga
ikut berperan dalam pencegahan tersebut dengan cara meningkatakan
pendidikan anak mudah agar bisa menjadi penerus pemimpin Hindu yang bisa
matang dalam menghadapi berbagai keangkaramurkaan orang-orang yang
tidak bertanggung jawab terhadap Bali.
"Anak-anak muda Bali harus rajin belajar, menuntut ilmu
setinggi-tingginya. Jangan hanya puas SMA saja, tapi harus kejar
Sarjana, Magister dan Doktor. Ini menjadi tantangan bagi kita. Bali
membutuhkan anak-anak cerdas untuk bisa menjadi anak-anak Dewata, dan
satu-satunya jalan sebagaimana pesan Bhagawad Gita adalah dengan
pendidikan," harap dia saat menyerahkan penghargaan Olimpiade Agama
Hindu Ke- X di Istana Mancawarna Tampaksiring.
![]() |
Wedakarna saat menyerahkan penghargaan Olimpiade Agama Hindu Ke- X di Istana Mancawarna Tampaksiring. |
Wedakarna pun berpesan agar Bali kedepan harus tetap menjadi pusat
intelektual dan pusat semesta Hindu Dunia, mengingat saat ini 1,2 MIlyar
umat Hindu dunia sedang mengalami momentum kebangkitan.
"Diseluruh dunia para cendikiawan Hindu, pengusaha Hindu, pada pemimpin
politik Hindu sedang bangkit dan memimpin. Bali jangan ketinggalan, Bali
harus memuat Indonesia bangga dengan melahirkan manusia-manusia Hindu
yang berkualitas dunia. Saya yakin akan kebangkitan itu. Maka dari itu
kita akan lanjutkan Bali Intelektual 2020," tegas Wedakarna.
main source:http://hindualukta.blogspot.co.id/
Silahkan Berkomentar dengan Sopan !
Emoticon